DERAJAD KAUM WANITA


BERSYUKURLAH HAI WANITA
SADARLAH PERANMU BEGITU BESAR
Oleh: Abdul Qohar, M.Pd.I

  A.      Kondisi sebelum islam
Wanita pada masa lalu jauh sebelum islam datang mengalami keadaan yang sangat menyedihkan. Hal itu disebabkan karena wanita sama sekali tidak dihargai oleh kaum laki-laki dan secara umum wanita tidak lebih hanya sebagai pemuas nafsu dan sasaran kedzaliman. Diantara kedzaliman terhadap kaum wanita yaitu bayi wanita yang dibunuh hidup-hidup karena begitu malunya jika orang tua yang mendengar anaknya lahir dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini sampai diabadikan di dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 57-59 yang artinya:
“Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl: 57-59)
Orang musyrik benar-benar sangat tidak suka dengan lahirnya anak perempuan. Makanya ketika anak perempuan itu lahir wajah mereka menghitam sebagai tanda bahwa telah mendapatkan musibah. Mereka sangat sedih kala itu. Mereka malu dan menyembunyikan diri dari orang banyak.

Dalam ayat lain disebutkan: Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh.” (QS. At-Takwir: 8-9).
Keadaan wanita saat itu sungguh sangat menyedihkan dan sangat tidak pantas perlakuan kauf kafir terhadap wanita yang notabene adalah sama-sama manusia dan secara fitrah mereka juga membutuhkan kaum wanita.
Sedangkan jauh sebelum islam datang pada sekitar abad  ke 3, pada dinasti Han wanita justru benar-benar hanya menjadi budak nafsu para raja. Tercatat bahwa Selama pemerintahan Kaisar Huan dan Kaisar Ling, dikabarkan ada lebih dari 20.000 perempuan yang hidup di Kota Terlarang. Tercatat juga poligami dalam perspektif Yahudi bahwa nabi Sulaiman memiliki 900 istri dengan 600 dari wanita bebas dan 300 dari para budak.
  B.  Keadaan setelah kedatangan Islam
Begitu Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyenpurnakan akhlaq manusia maka terjadi banyak perubahan besar. Diantaranya adalah mengangkat derajad kaum wanita kepada kedudukan yang sangat tinggi dan begitu mulia. Bahkan pada saat akhir ajal Nabi Muhammad SAW masih memesankan kepada Sahabat Ali yang saat itu mendekatkan telinganya di mulut Nabi terucap beberapa kata diantaranya yaitu “jagalah wanita dan orang-orang lemah diantara kalian”. Sungguh perhatian yang begitu besar kepada kaum wanita dari seorang yang sangat mulia dunia akhirat itu.
Wanita memiliki kedudukan yang sama terhadap kaum laki-laki dalam hal kewajiban menuntut ilmu, wanita juga memiliki derajad tiga kali lipat disbanding seorang laki-laki bagi para anaknya, wanita juga sebagai madrasah bagi anak-anaknya, wanita juga diangkat derajadnya dengan sebuah kata: “Annisa’ ‘imaadul bilad” yang artinya wanita adalah tiangnya Negara. Laki-laki dalam islam juga hanya boleh menikahi wanita secara bersamaan paling banyak empat dan tdk boleh lebih.
Dari semua pernyataan Nabi tersebut menunjukkan betapa perubahan besar terjadi pada kaum wanita dan itulah bentuk perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam memperjuangkan derajad kaum wanita dari yang semula sangat direndahkan hingga pada kedudukan yang sangat tinggi.
  C. Realita zaman sekarang
Islam mengajarkan untuk selalu menjaga wanita dan orang-orang lemah disekitar kita, Islam juga membentengi para kaum wanita dengan ajaran cara berpakaian serta cara bergaul. Sungguh laki-lakipun akan merasa segan jika melihat seorang wanita yang pandai menjaga diri dari berpakain hingga cara bertutur kata, tapi laki-laki akan merasa tidak ada penghalang untuk melakukan hal nista terhadap kaum wanita jika wanita itu tidak pandai menjaga diri.
Sungguh sangat disesalkan jika masih dijumpai wanita yang berpakaian dengan tidak syar’i yaitu menutup aurat sesuai dengan ajaran islam, sungguh sangat disesalkan jika masih ada wanita yang mengumbar aurat dan mengundang kejahatan, sungguh sangat disesalkan jika masih ada kaum wanita yang tidak bisa membatasi diri dari pergaulan bebas degnan para lelaki. Karena semua itu akan menurunkan derajad kaum wanita setelah sedemikian rupa diperjuangkan sampai pada tingakatan yang tidak main-main. Dengan Sabda Nabi bahwa wanita adalah tiang Negara maka sangatlah bergantung kepada kaum wanita tegak atau robohnya suatu Negara, dengan sabda nabi bahwa wanita adalah madrasah bagi anak-anaknya maka sangat bergantung kepada para wanita nasib pendidikan anak-anak bangsa ini, jika baik wanita maka baiklah anak-anak jika baik wanita maka kokohlah Negara ini. Tapi sebaliknya jika buruk dan rusak para wanita maka anak-anak akan menjadi brutal dan Negarapun akan roboh.
Semoga melalui pendidikan di Indonesia dengan dukungan semua pihak akan mampu membentengi anak-anak Bangsa dan menjadikan generasi yang tangguh serta mampu menegakkan Negara ini melalui peran para wanita. Wallhu a’lam bishhowab

DAFTAR PUSTAKA
Abduh Tuasikal, Muhammad, https://rumaysho.com/14100-wanita-di-masa-jahiliyah-vs-masa-islam.html, diakses tanggal 16 Oktober 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM EKSTRA TILAWATIL QUR'AN DAN CONTOH PROPOSAL KEAGAMAAN

FATAYA SHOP

PEDOMAN PEMBUATAN PERTANYAAN ANGKET